'/> Langkah-Langkah Menulis Teks Pidato Yang Baik Dan Benar

Info Populer 2022

Langkah-Langkah Menulis Teks Pidato Yang Baik Dan Benar

Langkah-Langkah Menulis Teks Pidato Yang Baik Dan Benar
Langkah-Langkah Menulis Teks Pidato Yang Baik Dan Benar
Langkah-langkah Menulis Teks Pidato - Dalam penyusunan teks pidato, hendaknya kata-kata harus jelas, tepat, dan menarik. Hindari kata-kata klise, hati-hati dalam penggunaan kata-kata pungut, hindari vulgarisme dan kata-kata yang tidak sopan. Menurut Keraf (1970:317), semoga tidak menyimpang dari apa yang akan dibicarakan, maka akan lebih baik kalau kita mengikuti langkah-langkah menulis teks pidato sebagai berikut.

1) Menentukan Maksud

Setiap goresan pena selalu menentukan topik tertentu yang disampaikan kepada khalayak, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari pembaca atau pendengar. Suatu uraian yang disajikan secara verbal harus pula tetapkan suatu topik yang terang beserta tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan uraian di atas, dalam menulis harus terlebih dahulu menentukan maksud dan tetapkan topik.

2) Menganalisa Pendengar dan Situasi

Ada beberapa topik yang sanggup digunakan untuk menganalisa pendengar yang akan dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahu pendengar mana yang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebab itu sebelum ia menganalisa pendengar menurut beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data umum. Data-data umum yang sanggup digunakan untuk menganalisa para hadirin adalah: jumlah, kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial. Berdasarkan uraian di atas, sebelum kita menulis teks pidato terlebih dahulu menganalisa pendengar dan situasi terlebih dahulu.

3) Memilih dan Menyempitkan Topik

Memilih dan menyempitkan topik ialah setiap goresan pena terlebih dahulu seseorang menentukan dan menyempitkan topik yang akan ditulis, yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu daripada pembaca dan pendengar. Untuk menentukan topik yang baik harus memperhatikan beberapa aspek berikut:

  1. Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui, kemungkinan untuk memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi.
  2. Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri. Bila duduk masalah tidak menarik perhatiannya, maka persiapannya merupakan hal yang sangat menjengkelkan, sehingga selalu timbul ancaman bahwa pada suatu waktu pembicara meninggalkan begitu saja topik tersebut, atau tidak menyiapkan secara mendalam.
  3. Persoalan yang dibicarakan hendaknya menarik pula perhatian pendengar. Bila duduk masalah tersebut sungguh-sungguh menarik perhatian pendengar, maka pembicara tidak akan bersusah payah menjaga semoga pendengar-pendengarnya selalu mengarahkan perhatiannya kepada pembicaraannya. Suatu topik sanggup menarik perhatian pendengar karena:

  • Topik itu mengenai duduk masalah para pendengar sendiri.
  • Merupakan suatu jalan keluar dari suatu duduk masalah yang tengah dihadapi.
  • Merupakan duduk masalah yang tengah ramai dibicarakan dalam masyarakat, atau duduk masalah yang jarang terjadi.
  • Persoalan yang dibawakan mengandung konflik pendapat
4. Mengumpulkan Bahan

Setelah menentukan dan menyempitkan topik selanjutnya yaitu mengumpulkan bahan. Seperti sudah dikemukakan di atas, penyusunan bahan-bahan dilakukan melalui tiga tahap yaitu mengumpulkan bahan, menciptakan kerangka karangan, dan menguraikan secara mendetail. Mengumpulkan materi maksudnya sebelum menulis terlebih dahulu kita persiapkan materi terlebih dahulu sebagai materi untuk menjadi sebuah tulisan.


5. Membuat kerangka uraian

Sebelum menulis, alangkah baiknya menciptakan kerangka uraian terlebih dahulu supaya tersusun dan balasannya sanggup tercapai. Untuk memanfaatkan aspek psikologis tersebut pembicara sanggup mempergunakan teknik berikut untuk menyusun materinya:

a. Pertama-tama, dalam pecahan pengantar uraiannya, ia memberikan suatu orientasi mengenai apa yang akan diuraikannya, serta bagaimana perjuangan untuk menjelaskan tiap pecahan itu. Bila pendengar telah mendapat citra dan kesan yang baik mengenai urutan penyajiannya beserta kepentingan materi pembicaraanya, maka mereka akan lebih siap untuk mengikuti uraian itu dengan cermat dan penuh perhatian.

b. Sesudah memasuki uraian, tiap kali pembicara harus menonjolkan bagian-bagian yang penting sebagai sudah dikemukakan pada awal orientasinya. Tiap pecahan yang ditonjolkan itu kemudian diikuti dengan penjelasan, ilustrasi, atau keterangan-keterangan yang sifatnya kurang penting, tetapi sebab sudah ada motivasi, maka setiap pendengar ingin mengetahui perinciannya itu. Demikian dilakukan berulang kali dengan topik-topik penting berikutnya.

c. Pada tamat uraian, sekali lagi pembicara memberikan ikhtisar seluruh uraiannya tadi, semoga hadirin sanggup memperoleh citra secara lingkaran sekali lagi mengenai seluruh kasus yang gres saja selesai dibicarakan itu.

6. Menguraikan secara mendetail

Setelah menciptakan kerangka uraian, tahap selanjutnya yaitu menguraikan dari kerangka tersebut secara mendetail menjadi sebuah tulisan. Berapa banyak catatan atau perincian yang diharapkan tergantung dari penguasaan atas kerangka yang sudah dibuat. Tahap pertama dari kerangka karangan yang dibentuk yaitu pecahan pengantar atau pembuka maksudnya memberikan suatu orientasi, citra mengenai apa yang akan di bicarakannya. Tahap kedua merupakan isi dari materi yang akan dibicarakan sesuai dengan topik yang dipilih. Tahap ketiga epilog yaitu kesimpulan dari materi yang sudah dibicarakan.

Berdasarkan uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis teks pidato antara lain: 1) Menentukan maksud; 2) Menganalisa pendengar dan situasi; 3) Memilih dan menyempitkan topik; 4) Mengumpulkan bahan; 5) Membuat kerangka uraian; 6) Menguraikan secara mendetail.


Baca Juga :
Kumpulan Contoh Pidato Bahasa Indonesia Lengkap
 
Advertisement

Iklan Sidebar